Riwayat dan filosofi bela diri Korea, atau yang lebih dikenal dengan Taekwondo, merupakan bagian penting dari warisan budaya Korea yang telah ada selama berabad-abad. TTS, atau Taegeuk Taekwondo Sosial, adalah salah satu aliran Taekwondo yang memadukan teknik bela diri dengan nilai-nilai sosial yang tinggi.
Sejarah Taekwondo sendiri memiliki akar yang dalam dalam budaya Korea, di mana bela diri dipandang sebagai cara untuk melindungi diri dan negara dari ancaman. Menurut Kim Un Yong, seorang tokoh penting dalam dunia Taekwondo, “Riwayat bela diri Korea adalah cermin dari kekuatan dan keberanian bangsa Korea dalam menghadapi berbagai tantangan.”
Filosofi bela diri Korea sendiri juga sangat kental dengan nilai-nilai seperti disiplin, rasa hormat, dan keberanian. Menurut Choi Hong Hi, pendiri Taekwondo ITF, “Taekwondo bukan sekadar olahraga bela diri, tapi juga merupakan cara hidup yang mengajarkan kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi segala rintangan.”
Dalam TTS, nilai-nilai sosial dan kebersamaan juga menjadi bagian integral dari latihan bela diri. Seorang instruktur TTS, Lee Sung Kyu, mengatakan bahwa “melalui latihan Taekwondo, kami tidak hanya belajar teknik-teknik bela diri, tapi juga belajar untuk saling menghormati dan mendukung sesama anggota kelompok.”
Dengan menggabungkan riwayat dan filosofi bela diri Korea dalam TTS, para praktisi Taekwondo dapat belajar tidak hanya untuk melindungi diri, tapi juga untuk menjadi individu yang lebih baik dalam masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Grandmaster Kim Bok Man, “Taekwondo bukan hanya tentang memenangkan pertarungan, tapi juga tentang memenangkan kehidupan.”