Beladiri Kempo adalah salah satu seni bela diri yang memiliki keunikan tersendiri. Kempo sendiri merupakan hasil dari kombinasi antara berbagai seni bela diri asal Jepang dan Cina. Namun, di Indonesia, Beladiri Kempo telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan menyisipkan unsur budaya lokal.
Menurut Grandmaster Muhammad Syamsuddin, pendiri Federasi Beladiri Kempo Indonesia, Beladiri Kempo tidak hanya sekedar teknik bertarung, namun juga mencakup nilai-nilai budaya Indonesia. Beladiri Kempo memadukan antara kekuatan fisik dengan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, seiring dengan filosofi hidup yang mengedepankan kedamaian dan persatuan.
Dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com, Sensei Agung Nugroho, seorang instruktur Beladiri Kempo, menjelaskan bahwa seni bela diri ini tidak hanya mengajarkan teknik-teknik bertarung, tetapi juga mengajarkan tentang etika dan moralitas. “Beladiri Kempo bukan hanya tentang bagaimana kita melindungi diri, tetapi juga bagaimana kita menghormati orang lain dan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Beladiri Kempo juga memiliki keunikan dalam hal penggunaan senjata tradisional Indonesia, seperti golok dan keris. Hal ini menunjukkan bahwa Beladiri Kempo tidak hanya mencoba mengadopsi teknik dari luar, tetapi juga berusaha untuk mempertahankan dan mengembangkan seni bela diri sesuai dengan budaya Indonesia.
Menurut Dr. Ahmad Drajat, seorang pakar seni bela diri Indonesia, Beladiri Kempo merupakan perpaduan yang harmonis antara teknik-teknik bela diri Jepang dan Cina dengan nilai-nilai budaya Indonesia. “Beladiri Kempo mengajarkan tentang keselarasan antara tubuh, pikiran, dan jiwa, yang merupakan konsep dasar dalam budaya Indonesia,” jelasnya.
Dengan begitu, Beladiri Kempo tidak hanya menjadi sekadar seni bela diri, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan dan dikembangkan. Dengan memahami dan menghargai nilai-nilai budaya dalam Beladiri Kempo, kita dapat menjaga keberagaman dan kekayaan seni bela diri Indonesia.